Warga Banyak Makan Tabungan, Saham Ritel Masih Bisa Cuan?

 Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut daya beli masyarakat kelas menengah menurun. Hal ini terlihat dari aktivitas jual beli di pusat perbelanjaan yang cenderung sepi.

Berdasarkan data Mandiri Spending Index, konsumsi masyarakat di supermarket terus meningkat. Supermarket sendiri dipilih untuk belanja kebutuhan sehari hari.

Namun, menariknya pembelian elektronik juga melesat di tengah kondisi ekonomi yang sulit atau gonjang-ganjing.

Berdasarkan kelasnya, tingkat daya beli kelas menengah dan bawah masih terjadi fenomena makan tabungan. Terlihat dari tingkat saving index di bawah level 100. Sementara kelompok atas mulai stabil.

Lantas apa kabarnya dengan saham-saham di industri ritel?

Industri sektor ritel memiliki aktivitas bisnis yang melibatkan penjualan barang atau jasa langsung ke konsumen baik dalam bentuk satuan atau eceran. Konsumen membeli produk ini untuk digunakan sendiri, bukan untuk dijual kembali.

Namun sebelum melakukan analisis, investor tentu harus memperhatikan jenis-jenis saham industri ritel yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan jenis usahanya.

  1. Fashion dan Pakaian: Menyediakan kebutuhan pakaian seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS), dan PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF).
  2. Elektronik: Menjual produk elektronik seperti smartphone, laptop, kulkas, dan lainnya. Contohnya adalah PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) dan PT Electronic City Tbk. (ECII).
  3. Bahan Bangunan dan Furnitur: Menjual produk rumah tangga seperti perlengkapan tidur, alat masak, dan sebagainya. Contoh perusahaan di sektor ini adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES), PT Catur Sentosa Adiprana Tbk. (CSAP), dan lainnya.
  4. Minimarket dan Supermarket: Jenis ritel yang paling umum dijumpai, seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dan PT Hero Supermarket Tbk. (HERO).

Pada intinya, jenis usaha secara tidak langsung akan memberikan gambaran yang luas kepada Anda soal seberapa cepat perputaran kas dari usaha mereka. Dan Anda pun bisa melakukan analisis mendalam terkait hal di bawah ini.

Margin laba kotor merupakan faktor krusial yang perlu diperhatikan di industri ritel. Perusahaan perlu menetapkan margin keuntungan yang kompetitif agar tetap menarik bagi konsumen. Semakin tinggi margin, maka semakin tinggi pula laba kotor yang didapat dari hasil penjualan bersih.

Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan memiliki biaya produksi yang cukup rendah ketimbang para kompetitornya.

Meski perusahaan dengan margin laba kotor tertinggi tidak selalu jadi yang terbaik, tapi hal itu masih menjadi indikator yang cukup dapat diandalkan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana.

Apabila inventori suatu emiten ritel tergolong stuck, bisa diartikan bahwa produk yang dijual tidak laku. Untuk mengukur tingkat perputaran inventori inilah, maka penting bagi investor mengukur rasio inventory turnover.

Anda hanya perlu membagi harga pokok penjualan (HPP) dengan rata-rata inventory perusahaan.

Semakin cepat rasio turnover, maka akan semakin bagus bagi perusahaan. Hal itu mengindikasikan bahwa produk yang dijual oleh perusahaan memang diminati oleh masyarakat atau mengalami permintaan yang tinggi.

Margin keuntungan di sektor ritel umumnya terbatas. Rasio biaya operasional penjualan tentu sangat mempengaruhi hal ini, dan bukan rahasia lagi kalau margin rendah menunjukkan pengelolaan yang baik.

Jika beban operasional meningkat, maka besar kemungkinan bahwa margin bersih untung akan semakin mengecil.

Jika perusahaan ritel hendak membuat outlet atau gerai baru, hal itu harus diikuti dengan pertumbuhan pendapatan yang solid. Karena apabila hal ini tidak berjalan secara beriringan, maka beban operasional akan meningkat dan margin laba bersih juga akan semakin menurun.

Hal itu tentu akan sangat mempengaruhi kinerja keuangan ke depannya.

Agar Anda lebih memahami melakukan screening saham ritel terbaik, analisis fundamental adalah kuncinya.

Ikuti Webinar Kelas Cuan Stock Market Mastery, Cari Tahu Hubungan Makroekonomi dan Pasar Saham pada Sabtu, 31 Agustus 2024 untuk mempertajam analisis Anda. Daftarkan diri Anda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*